Omswastyastu
Semoga tuhan selalu melindungi kita
Aliran
Nativisme
Pada hakekatnya aliran nativisme
bersumber dari leibnitzian tradition yang menekankan pada
kemampuan dalam diri seorang anak, oleh karena itu factor lingkungan termasuk
factor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak (Kharismaputra,
2009). Hasil perkembangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetic
dari kedua orang tua.
Dalam teori ini dinyatakan bahwa
perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir/bakat. Teori ini muncul
dari filsafat nativisma (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealism
dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh
hereditas, pembawaan sejak lahir, dan factor alam yang kodrati. Teori ini
dipelopori oleh filosof Jerman Arthur Schopenhauer (1788-1860) (Kharismaputra,
2009) yang beranggapan bahwa factor pembawaan yang bersifat kodrati tidak dapat
diubah oleh alam sekitar atau pendidikan. Dengan tegas Arthur Schaupenhaur
menyatakan yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik.
Pandanga ini sebagai lawan dari optimism yaitu pendidikan pesimisme memberikan
dasar bahwa suatu keberhasilan ditentukan oleh factor pendidikan, ditentukan
oleh anak itu sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada, artinya sebab lingkungan
itu tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Walaupun dalam kenyataan sehari-hari
sering ditemukan secara fisik anak mirip orang tuanya, secara bakat mewarisi
bakat kedua orangtuanya, tetapi bakat pembawaan genetika itu bukan satu-satunya
factor yang menentukan perkembangan anak, tetapi masih ada factor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan anak menuju kedewasaan, mengetahui
kompetensi dalam diri dan identitas diri sendiri (jati diri) (Kharismaputra,
2009).
2.1.1
Faktor-Faktor
Perkembangan Manusia Dalam Teori Nativisme
1.
Faktor
genetik
Adalah factor gen dari kedua
orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri manusia.
Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang penyanyi maka
anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang prosentasenya
besar (Kharismaputra, 2009).
2. Faktor Kemampuan Anak
Adalah factor yang menjadikan
seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih
nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya
adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap anak untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya(Kharismaputra,
2009).
3. Faktor pertumbuhan Anak
Adalah factor yang mendorong anak
mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara
alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia kan bersikap enerjik,
aktif, dan responsive terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika
pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali bakat dan
kemampuan yang dimiliki (Kharismaputra, 2009).
2.1.2
Tujuan-Tujuan Teori Nativisme
Didalam teori ini menurut G.
Leibnitz:Monad “Didalam diri individu manusia terdapat suatu inti pribadi”. Sejalan
dengan G. Leibnitz:Monad, dalam teori
Teori Arthur Schopenhauer (1788-1860) (Kharismaputra, 2009) dinyatakan bahwa
perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir/bakat. Sehingga dengan
teori ini setiap manusia diharapkan:
1. Mampu memunculkan bakat yang
dimiliki
Dengan teori ini diharapkan manusia
bisa mengoptimalkann bakat yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat
yang bisa dikembangkannya. Dengan adanya hal ini, memudahkan manusia
mengembangkan sesuatu yang bisa berdampak besar terhadap kemajuan dirinya.
2. Mendorong manusia mewujudkan diri
yang berkompetensi
Jadi dengan teori ini diharapkan
setiap manusia harus lebih kreatif dan inovatif dalam upaya pengembangan bakat
dan minat agar menjadi manusia yang berkompeten sehingga bisa bersaing dengan
orang lain dalam menghadapi tantangan zaman sekarang yang semakin lama semakin
dibutuhkan manusia yang mempunyai kompeten lebih unggul daripada yang
lain.
3. Mendorong manusia dalam menetukan
pilihan
Adanya teori ini manusia bisa
bersikap lebih bijaksana terhadap menentukan pilihannya, dan apabila telah
menentukan pilihannya manusia tersebut akan berkomitmen dan berpegang teguh
terhadap pilihannya tersebut dan meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya adalh
yang terbaik untuk dirinya.
4. Mendorong manusia untuk
mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang
Teori ini dikemukakan untuk
menjadikan manusia berperan aktif dalam pengembangan potensi diri yang dimilii
agar manusia itu memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati diri manusia.
5. Mendorong manusia mengenali bakat minat
yang dimiliki
Dengan adanya teori ini, maka
manusia akan mudah mengenali bakat yang dimiliki, denga artian semakin dini
manusia mengenali bakat yang dimiliki maka dengan hal itu manusia dapat lebih
memaksimalkan baakatnya sehingga bisa llebih optimal.
2.1.4 Aplikasi Pada
Masa Sekarang
Untuk mendukung teori Nativisme di
era sekarang banyak dibuka pelatiahan dan kursus untuk pengembangan bakat
sehingga bakat yang dibawa sejak lahir itu dilatih dan dikembangkan agar setiap
individu manusia mampu mengolah potensi diri. Sehingga potensi yang ada dalam
diri manusia tidak sia-sia kerena tidak dikembangkan, dilatih dan dimunculkan.
Tetapi pelatihan yang
diselenggarakan itu didominasi oleh orang-orang yang memang mengetahui bakat
yang dimiliki, sehingga pada pengenalan bakat dan minat pada usia dini sedikit
mendapat paksaan dari orang tua dan hal itu menyebabkan bakat dan kemampuan
anak cenderung tertutup bahkan hilang karena sikap otoriter orangtua yang tidak
mempertimbangkan bakat, kemampuan dan minat anak (Kharismaputra, 2009).
Lembaga pelatihan ini dibuat agar
menjadi suatu wadah untuk menampung suatu bakat agar kemampuan yang dimiliki
oleh anak dapat tersalurkan dan berkembang denag baik sehingga hasil yang
dicapai dapat maksimal. Tanpa disadari di lembaga pendidikan pun juga dibuka
kegiatan-kegiatn yang bisa mengembangkan dan menyalurkan bakat anak diluar
kegiatan akademik. Sehingga selain anak mendapat ilmu pengetahuan didalam
kelas, tetapi juga bisa mengembangkan bakat yang dimilikinya.
0 komentar:
Posting Komentar